Berita>Perkuat Gerak Wakaf dan Produk Halal, Kasi zawa kunjungi KUA Beji
Praktik Mahasiswa Magang di Kantor Urusan Agama Beji: Pencarian Arah Kiblat dengan Teknik Mencari Barat Sejati
Penulis : Rizal Sailum Maulana, S.Sos.
Penulis : Rizal Sailum Maulana, S.Sos.
Foto : Dokumentasi KUA Beji
28 Agustus 2025 — Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Beji Mahasiswa magang yang ditempatkan di Kantor Urusan Agama (KUA BEJI) mendapatkan kesempatan untuk mempelajari praktik lapangan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi KUA, salah satunya adalah penentuan arah kiblat. Dalam kegiatan ini, mahasiswa didampingi langsung oleh Penyuluh Agama KUA Beji yang berpengalaman yaitu bapak Anas Fauzi, S.Ag.
Praktik dimulai dengan penjelasan teoritis mengenai pentingnya arah kiblat dalam ibadah shalat, serta berbagai metode yang bisa digunakan untuk menentukan arahnya. Salah satu metode yang diperkenalkan adalah teknik mencari barat sejati.
Langkah awal, mahasiswa diarahkan untuk memahami perbedaan antara arah barat kompas dan barat sejati. Bapak Anas Fauzi, S.Ag menjelaskan bahwa barat sejati tidak selalu sama dengan arah barat kompas karena adanya pengaruh deklinasi magnetis. Oleh sebab itu, penentuan arah kiblat dengan teknik ini memerlukan data astronomi yang tepat.
Selanjutnya, mahasiswa mempraktikkan cara membaca posisi matahari pada saat tertentu, khususnya ketika terjadi fenomena istiwa a’zam (matahari tepat di atas Ka’bah). Namun, di luar waktu tersebut, penentuan arah barat sejati dapat dilakukan dengan bantuan perhitungan azimut atau dengan menggunakan aplikasi penunjang yang sesuai dengan data astronomi resmi.
Dengan bimbingan petugas, mahasiswa diajak menggunakan peralatan sederhana seperti kompas dan alat bantu garis bayangan matahari untuk memastikan arah barat sejati. Setelah arah barat sejati ditemukan, dilakukan pengukuran sudut azimut kiblat dari lokasi setempat sehingga arah kiblat dapat ditentukan secara akurat.
Kegiatan praktik ini memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa, karena tidak hanya memahami teori penentuan arah kiblat, tetapi juga terlibat langsung dalam pengukuran di lapangan. Melalui pendampingan KUA, mahasiswa belajar bagaimana sebuah layanan keagamaan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, ketelitian, dan berdasarkan ilmu pengetahuan.